Selamat datang di ORARI Lokal Sukabumi (YH1AU),stay safe and healthy everyone "Selamat Hari jadi ORARI yang ke- 52, 9 Juli 1968 - 9Juli 2020, Bangga Melayani Indonesia, Semua Bergerak Semua Terlibat"

Periode Awal Transmisi Radio

Posted by Amin Herwansyah on Minggu, 09 September 2018

sumber gbr : orari-sumsel-indonesia.blogspot.co.id

Berbicara tentang dunia Radio pada umumnya, Radio Amatir khusus-tentu seyogyanya diawali dengan menoleh ke belakang, ke saat-saat atau era awal keberadaan transmisi radio. 

Semuanya bermula pada dekade 1860an, waktu fisikawan Skotlandia James Clerk Maxwell lewat perhitungan matematik meng-hipotesa-kan keberadaan gelombang radio. 

Menyusul kemudian, sepanjang rentang waktu antara tahun 1885-1889, melewati serangkaian eksperimen di Iaboratoriumnya fisikawan Jerman Heinrich Rudolph Hertz berhasil membuktikan keberadaan gelombang elektromagnetik seperti yang diperhitungkan oleh Maxwell (dan juga Michael Faraday) tersebut, yang dilanjutkannya dengan eksperimen lanjutan untuk mengukur panjang dan kecepatan rambat gelombang elektromaknetik tersebut. 

Hertz juga membuktikan bahwa sifat-sifat memantul, refraksi, serta polarisasi gelombang elektromagnetik sama dengan sifat-sifat pada cahaya (light) dan pangs (heat), yang sekaligus membuktikan bahwa cahaya sebenarnya adalah gelombang elektromaknetik juga, dan karenanya juga mengikuti dan tunduk kepada hukum dan rumus Maxwell's Law yang di-temu kembang-kan Maxwell. Transmisi radio dalam bentuknya yang paling mula diawali oleh Hertz dengan spark-gap transmitter rancangannya, yang dengan dilengkapi antena dan rangkaian resonator yang berfungsi sebagai pesawat penerima (receiver) berhasil membuktikan teori Maxwell yang lain, yang menyebutkan bahwa gelombang elektromaknetik bisa dipancarkan untuk melewati jarak tertentu.

Di sisi lain dari Atlantik, di tahun-tahun 1865-1866, Mahlon Loomis yang Dokter Gigi meng-claim sebagai orang pertama yang berhasil melakukan pancaran telegrafi nirkabel (wireless telegraphy) melewati jarak 18 miles antara dua buah puncak pegunungan Blue Ridge di Cohocton dan Beorse Deer, Virginia.

Walaupun kemudian namanya tercantum dalam Guiness Book of Records sebagai salah seorang pertama yang berhasil mengirim sinyal lewat udara, bahkan di negerinya sendiri banyak yang meragukan claim tersebut. Para penyangkalnya berkilah bahwa yang dilakukannya hanyalah sekadar membuktikan adanya fenomena resonansi, karena tidak ada pancaran RF (gelombang radio atau elektromagnetik) pada eksperimennya. "Pemancar" Loomis hanyalah sebuah kunci ketok (untuk mengetuk kode Morse) yang disambungkan dengan kawat halus ke sebuah layang-layang yang diterbangkannya di puncak bukit di Cohocton tersebut. Di Beorse Deer "receiver"-nya adalah sebuah galvanometer yang juga disambungkan dengan kawat halus ke layang¬layang yang serupa dengan yang dilayangkannya di "stasiun TX".

Tiap kali dia mengetuk sesuatu di TX-nya, jarum pada galvanometer di "stasiun RX" akan ikut bergerak-gerak, walaupun tidak ada saksi yang dapat mengkonfirmasikan bahwa gerakan jarum tersebut seirama dengan ketukannya.

Kongres Amerika akhrnya menolak usulan Loomis bagi proyek komuni¬kasi nirkabel yang menghubungkan Amerika dengan Eropa — 20 tahun SEBELUM transmisi trans-Atlantik benar-benar bisa dibuktikan oleh Guglielmo Marconi (Itali) di tahun 1901.

Sejak tahun 1895 Marconi sudah berhasil mengirim dan menerima sinyal radio dengan spark gap transmitter yang dirancangnya sendiri, namun perlu waktu hampir 3 tahun baginya untuk mengembangkannya sampai berhasil mengirim (dan diterima di sisi seberang) sinyal radio menyeberangi Selat Channel yang memisahkan Inggris dengan daratan Eropah di tahun 1898.

Pada akhir 1901/awal 1902 Marconi berhasil menegakkan tonggak fenomenal dalam sejarah telekomunikasi radio dengan keberhasilannya mengirimkan serangkaian ketukan .. • (dididit, huruf S dalam kode Morse) menyeberangi Lautan Atlantik dari Inggris ke New Foundland (Kanada).
Sumber : orari.or.id


sumber gbr : orari-sumsel-indonesia.blogspot.co.id

Previous
« Prev Post

Related Posts

September 09, 2018

0 komentar:

Posting Komentar